Info Penting

Thursday, June 11, 2009

Ringkasan khutbah Prof.Dr.Abdul Razak Al Sa'adi Fri, 4/3/09

Oleh: Hambari Nursalam

Dalam khutbah tadi diawali dengan sebuah hadits dari Abu Hurairah ra, bahwa beliau telah mendengar Nabi s.a.w. bersabda: “Ada tiga orang dari Bani lsra’il, belang, botak dan yang ketiga buta. Ketika Allah akan menguji mereka, lalu Allah mengutus seorang Malaikat berupa manusia, maka datanglah Malaikat itu kepada orang yang belang dan bertanya. Apakah yang kau inginkan? Jawabnya: Kulit dan rupa yang bagus serta hilangnya penyakit yang menyebabkan orang-orang jijik pada saya. Maka diusap oleh Malaikat itu. Seketika itu juga hilang penyakitnya dan berganti rupa serta kulit yang bagus. Kemudian ditanya lagi : Kekayaan apakah yang kau inginkan? Jawabnya: “Unta”. Maka diberinya satu unta yang bunting, sambil dido’akan: BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA.

Kemudian datanglah Malaikat itu kepada sibotak dan bertanya : Apakah yang kau inginkan? Jawabnya : Rambut yang bagus dan hilangkan penyakit saya yang menyebabkan kehinaanku di dalam pandangan orang. Maka diusapnya, lalu seketika itu juga tumbuh rambut yang bagus. Kemudian ditanya lagi : Kini kekayaan apa yang kau inginkan? Jawabnya: ..Lembu”. Maka diberinya satu lembu yang bunting, sambil dido’akan: BAARAKALLAHU LAKA FlIHAA. (Semoga Allah memberkahi bagimu kekayaanmu itu). Lalu datanglah Malaikat itu kepada Si buta, dan bertanya: Apakah yang kau inginkan? Jawabnya: Kembalinya penglihatan mataku, supaya saya dapat melihat orang. Maka diusapnya, segera pula terbuka matanya dapat melihat. Selanjutnya ditanya pula : Kekayaan apakah yang kau inginkan? Jawabnya: “Kambing”. Maka diberinya seekor kambing yang bunting, sambil dido’akan. Kemudian setelah beberapa tahun dan masing-masing telah mempunyai daerah tersendiri yang penuh dengan unta, atau lembu ataupun kambing.

Maka datanglah Malaikat itu berbentuk seorang miskin, laksana keadaan sibelang dahulu pada waktu ia belum sembuh dan kaya itu, maka berkata: Saya seorang miskin yang telah terputus hubungan dalam perjalanan saya ini, maka tiada yang dapat mengembalikan saya kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian bantuanmu, maka saya mengharap demi Allah, Allah yang memberi rupa dan kulit yang bagus, satu unta saja untuk meneruskan perjalananku ini. Jawab si belang. Hak-hak orang masih banyak, saya tidak dapat memberimu apa-apa, boleh minta saja di lain tempat. Berka­ta Malaikat itu: Saya seolah-olah pernah tahu padamu tidakkah kau dahulu yang belang dan dijijikan orang juga seorang miskin, kemudian Allah memberimu kekayaan? Jawab: Saya telah mewarisi kekayaan ini dari orang tuaku. Berkata Malaikat itu: Jika kau berdusta, semoga Allah mengembalikan keadaanmu sebagaimana dahulu. Kemudian pergi kepada si botak, dengan menyamar seperti keadaan si botak dahulu, dan berkata pula padanya sebagaimana yang dikatakan kepada si belang, namun juga mendapat jawaban seperti jawaban si belang, hingga di do’akan, jika kamu berdusta semoga kembali sebagaimana keadaanmu sedia kala.

Dan akhirnya datanglah kepada si buta, dengan menyamar seperti keadaan si buta dahulu semasa si miskin, dan berkata: Seorang miskin dan orang rantau yang telah putus hubungan­ dalam perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan saya ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian bantuanmu, saya minta demi Allah yang mengembalikan pandangan matamu, satu kambing saja untuk meneruskan perjalananku ini. Jawab si buta: Dahulu saya memang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku, maka kini ambillah sesukamu, saya tidak akan memberatkan sesuatupun kepadamu yang kau ambil karena Allah. Maka berkata Malaikat: Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah diuji, maka Allah telah ridla dan murka kepada kedua temanmu itu.” Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Dari hadits banyak pelajaran yang dapat diambil, namun pada kesempatan khutbah tadi yang diulas adalah tentang syukur. Syukur merupakan perbuatan yang sangat mulia dan merupakan manhaj para nabi dan rasul. Banyak kisah di dalam al qur’an yang menceritakan tentang para nabi dan rasul berkaitan dengan kesyukurannya, seperti kisah nabi Nuh as, nabi Ibrahim, kisah Luqman dan lain-lain. Bahkan di dalam al qur’an terdapat lima surat yang diawali dengan kalimat “alhamdulillah” yaitu: al Fatihah, al An’am, al Kahfi, as Saba’ dan al Fatir.

Dalam khutbah tadi juga disebutkan tentang perbedaan antara “as sukru” dan “al hamdu”, syukur dan pujian, keduannya memiliki makna yang hampir sama namun sebetulnya ada sedikit perbedaan, syukur memiliki tempat yang umum (diimplementasikan dengan perbuatan) namun memiliki sebab yang khusus (apabila mendapatkan nikmat), sebaliknya pujian memiliki tempat yang khusus (diucapkan lisan) namun memiliki sebab yang umum(mendapat nikmat atau segala kebaikan yang berlaku pada diri kita).

Rasulullah saw telah mengajarkan kepada kita apabila mendapatkan nikmat hendaklah untuk melaksanakan sujud syukur. Rasulullah merupakan manusia yang paling bersyukur kepada Allah swt dan sangat pandai mengungkapkan kesyukurannya, misalnya beliau melaksanakan puasa sunat hari senin ketika ditanya oleh sahabatnya, beliau menjawab: hari senin adalah hari lahirku maka aku berpuasa untuk mengungkapkan rasa syukurku.

Kemudian Rasulullah selalu melakukan salat malam yang panjang sehingga kaki beliau bengkak, melihat keadaan yang begitu ada di antara sahabatnya yang menanyakan, bukankan engkau sudah dijamin masuk surga?jawab beliau: “afala akunu abdan syakura”.

Demikianlah diantara teladan yang diajarkan oleh Rasulullah dalam bersyukur.

Dalam khutbah kedua disebutkan:

يصبح على كل سلامي من أحدكم صدقة فكل تسبيحة صدقة وكل تحميدة صدقة وكل تهليلة صدقة وكل تكبيرة صدقة وأمر بالمعروف صدقة ونهي عن المنكر صدقة ويجزئ من ذلك ركعتان يركعهما من الضحى

“Pada setiap pagi, setiap sendi tubuh Bani Adam harus bersedekah. Setiap tasbih bisa menjadi sedekah. Setiap tahmid bisa menjadi sedekah. Setiap tahlil bisa menjadi sedekah. Setiap takbir bisa menjadi sedekah. Setiap amar ma’ruf nahi munkar juga bisa menjadi sedekah. Semua itu dapat digantikan dengan raka’at yang dilakukan pada waktu Dhuha” (HR. Muslim).

0 comments:

Post a Comment

Kepada rekan-rekan yang kami hormati,Silahkan berkomentar dengan baik dan Sopan di form Komentar dibawah ini, karna kita sama-sama tahu kalau setiap panca indra yg kita miliki akan di mintai pertanggung jawaban kelak di akhirat nanti, O ya Klo rekan-rekan sekalian berkenan memberikan Komentar jangan lupa Kasih identitas,at-list Nama Anda, and jangan anonymous melulu!!!! , Terimah kasih sobat...

 

Komentar Terbaru

Ikmalaysia Followers