Info Penting

Thursday, June 11, 2009

Ringkasan khutbah Syekh Prof. Dr. Ali Jumu'ah Fri, 4/10/09

Oleh: Hambari Nursalam

Khutbah tadi membahas tentang menuntut ilmu, diawali dengan dibacakan ayat :“bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.bacalah,dan Tuhanmulah Yang Mahamulia.yang mengajar (manusia) dengan pena.dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”( Al Alaq:1-5)

Islam menganjurkan umatnya untuk selalu membaca, karena membaca adalah awal dari pada ilmu, bahkan ayat yang pertama kali turun adalah perintah membaca “iqra” bacalah!. Umat islam dituntun untuk membaca dalam dua bentuk yakni yang tersurat dan yang tersirat, yang tersurat ialah kitabullah al qur’an yang di dalamnya adalah sumber petunjuk dan ilmu pengetahuan sedangkan yang tersirat adalah alam semesta, seorang mukmin harus mampu membaca alam sehingga dengan itu ia mampu mengambil i’tibar dan bertambah mengagumi ciptaan Allah swt sehingga menjadikannya bertambah dekat padaNya. Kitab alqur’an harus menjadi bacaan utama bagi setiap mukmin ia adalah kitab suci yang terjaga keasliannya, al qur’an adalah kalamullah bukan makhluk, ini menurut mazhab yang haq (benar) yakni ahli sunnah wal jama’ah.

Selanjutnya dalam khutbah tadi disebutkan betapa penting menuntut ilmu, dalam al qur’an disebutkan melalui firman-Nya bermaksud: “Adakah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?” (Az-Zumar: 9) dalam ayat ini disebutkan “orang yang mengetauhi atau orang yang berilmu”, kata umum tanpa menghususkan seperti: orang yang mengetaui syari’ah, aqidah, agama dan lain-lain. Jadi maksudnya adalah semua jenis ilmu pengetahuan. Apabila belajar ilmu apapun yang asalkan bermanfaat dihitung sama pahalanya disisi Allah swt.

Kemudian disebutkan ayat:

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (orang yang mengetahui-menggunakan
fungsi pikirnya).” (Al Fathir:28)

di dalam ayat ini disebutkan orang yang paling takut pada Allah adalah ulama. Kata ‘ulama’ adalah bentuk jamak (plural) dari ‘aliim’(sangat berilmu) bukan ‘alim’ (berilmu), jadi maksudnya seseorang semakin banyak ilmunya akan semakin takut pada Allah, karena sudah seharusnya semakin bertambah ilmu seseorang menjadikannya semakin tunduk. Seseorang yang belajar suatu ilmu atau bertambah ilmunya ia akan merasa ilmunya sangat sedikit dan banyak lagi ilmu yang belum diketahui.

Di dalam al qur’an disebutkan do’a: “rabbi zidni ilman” ya Allah tambahkanlah ilmu kepadaku, do’a ini jika dibaca setiap hari oleh seorang mukmin yang menuntut ilmu maka insyaallah akan ditambahkan ilmunya yang dipelajari hari ini dan dikuatkan ilmu yang sudah dipelajari pada hari yang sebelumnya.

Rasullullah juga sangat menekankan kepada pengikutnya untuk selalu menuntut ilmu, dalam sabdanya disebutkan’tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat’,dan dalam hadits yang lain disebutkan yang artinya:

“Barang siapa yang menempuh jalan guna menimba ilmu, niscaya Allah akan mudahkan baginya, berkat amalan ini jalan menuju ke surga.” (HR. Muslim)

Dari hadits ini dapat disimpulkan bahwa jalan menuntut ilmu adalah jalan menuju surga, jadi sebagai mukmin haruslah memanfaatkan kesempatan ini yakni jalan surga, contohnya jalan menuntut ilmu yang dijanjikan pahala dimudahkan jalan ke surga ialah: menghadiri pengajian dan mendengarkannya, mendatangi perpustakaan dan membaca buku-buku didalamnya, berangkat ke pasar dengan menyempatkan diri untuk membeli buku, dan lain-lain.

Kemudian ilmu merupakan derajat paling tinggi sesudah iman, dalam islam orang yang yang berilmu adalah sekufu’ (sederajat) dengan golongan apapun. Misalnya bagi seoraang wali boleh memilih calon untuk anaknya dengan melihat kufu’ yang sesuai bagi anaknya, tetapi kalau ada diantara calon yang berilmu maka ia dianjurkan memilih yang berilmu karena orang yang berilmu dan taat adalah lebih utama dan sekufu’ dengan siapa saja.

Dan pada akhir khutbah beliau menyebutkan hal yang utama dalam menuntut ilmu, yakni haruslah membetulkan niat, niat ikhlas semata mata mencari rida Allah swt. Karena kalau menuntut ilmu tetapi niatnya bukan kerena Allah maka ilmunya tidak bermakna apa-apa, bagi dirinya dan orang lain. Dalam hadist disebutkan:

yang maksudnya: “Segala amal perbuatan berdasarkan kepada niat, dan setiap orang memperoleh apa yang diniatkannya”. HR.Bukhari Muslim.

0 comments:

Post a Comment

Kepada rekan-rekan yang kami hormati,Silahkan berkomentar dengan baik dan Sopan di form Komentar dibawah ini, karna kita sama-sama tahu kalau setiap panca indra yg kita miliki akan di mintai pertanggung jawaban kelak di akhirat nanti, O ya Klo rekan-rekan sekalian berkenan memberikan Komentar jangan lupa Kasih identitas,at-list Nama Anda, and jangan anonymous melulu!!!! , Terimah kasih sobat...

 

Komentar Terbaru

Ikmalaysia Followers