Info Penting

Tuesday, October 6, 2009

Ringkasan Khutbah Prof. Al Saadi


friday 25 september 2009

oleh: Hambari Nursalam

Secara keseluruhan khutbah beliau tadi membahas tentang istiqamah dalam beribadah dan juga tentang kasih sayang.

Di awal khutbah beliau menyebutkan tentang surat Hud karena di dalamnya ada ayat yang memerintahkan Rasulullah saw secara langsung untuk beristiqamah, “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah tobat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.“ (QS. Hud: 112)

Menurut mufassir Abdullah bin Abbas ra, ayat inilah yang terasa sangat berat bagi Rasulullah saw karena istiqamah bukanlah merupakan suatu yang mudah untuk melaksanakannya. Apalagi beliau mengemban amanah untuk menyampaikan risalah islam kepada seluruh umat manusia yang akan berhadapan dengan berbagai cobaan dan tantangan, apabila tidak ada istiqamah pada diri beliau sudah barang tentu usaha beliau tidak berhasil. Maka keistiqamahan Rasulullah inilah yang perlu dicontoh oleh segenap kaum muslimin.

Kita umat muslim baru saja melewati bulan Ramadan yang di dalamnya kita berpuasa dan di dalamnya telah diberikan berbagai keistimewaan dan kebaikan oleh Allah swt. Selama sebulan tersebut kita bersemangat beribadah. Namun sekarang Ramadan telah berlalu. Maka apakah kita tidak lagi bersemangat dan gemar beribadah? Dikatakan “apabila kita beribadah hanya kerena Ramadan maka Ramadan telah berlalu namun apabila kita beribadah karena Allah, sesungguhnya Dia maha kekal”.

Maka sudah sepatutnya setelah melewati puasa dan lebaran kita tetap konsisten dalam beribadah pada Allah swt. Karena Allah menyukai amal yang dilalukan sedikit tapi berterusan dari pada amalan yang banyak tapi hanya sesekali. Di dalam al qur’an disebutkan:

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami adalah Allah.” Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Jangan kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (QS. Fushilat : 30-32)

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami adalah Allah.” Kemudian mereka meneguhkan pendirian” dari potongan ayat ini memiliki maksud yaitu dalam beramal haruslah memenuhi dua aspek supaya amal diterima oleh Allah dan tidak sia-sia, pertama adalah iman dan kedua adalah istiqamah. Iman bisa diibaratkan seperti sebidang tanah yang diatasnya dibangun sebuah bangunan (amal), tentu tidak mungkin untuk mendirikan bengunan tanpa ada tanah. Kemudian dalam beramal haruslah beristiqamah (berterusan), salah satu nilai dari amalan akan dilihat dari keistiqamahannya. Allah tidak menilai hasil dari amalan tapi yang dinilai ialah proses. Dan tentunya dalam beramal tentunya diniatkan hanya karena Allah, (innamal a’malu binniyaat).

“maka malaikat akan turun kepada mereka” maksudnya malaikat turun kepada orang yang beriman dan beritiqamah untuk memberikan kabar gembira. Para malaikat turun pada tiga masa: pertama, ketika nyawa dicabut dan sampai tenggorokan. Pada masa ini adalah masa ditutupnya pintu ampunan Allah. Ketika nyawa sudah sampai di tenggorokan, seseorang akan merasa bingung dan takut, bagi yang amalnya saleh maka tampak di pandangannya pemandangan surga. Sedangkan yang banyak dosa telah tampak pemandangan neraka. Pada saat ini datang malaikat manenangkan orang yang beriman dengan mengatakan: “Jangan kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih”. Kedua, malaikat turun pada masa jenazah telah seleseai dikebumikan, para malaikat akan memberikan pertanyaan-pertanyaan, pada saat ini arang yang beriman akan ditenangkan oleh para malaikat dengan mengatakan: “Jangan kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih”. Ketiga, malikat turun ketika hari kebangkitan. Pada masa itu semua orang akan merasa bingung tidak tahu akan kemana, namun bagi orang yang beriman malaikat akan datang kepada mereka dan mengiringinya seraya mengatakan: “Jangan kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. “Kami adalah pelindung-pelindungmu di dunia dan akhirat”. “Bagi kalian di dalamnya apa yang kalian inginkan dan kalian minta”.

Rasulullah selalu memenggalakkan kepada para sahabat dan umatnya untuk selalu beristiqamah dalam beramal. Dalam hadits beliau bersabda:

“Sebaik-baik amalan kepada Allah adalah perbuatan yang dikerjakan secara berterusan walaupun sedikit." (HR: Muslim).

Ketika beliau ditanya oleh seorang sahabat, beliaupun menyuruh sahabat tersebut untuk beristiqamah:

“Aku berkata, “Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku satu perkataan dalam Islam yang aku tidak akan bertanya kepada seorang pun selain engkau. Beliau bersabda, “Katakanlah, “Aku beriman kepada Allah, kemudian beristiqamahlah (jangan menyimpang).” (HR Muslim dari Sufyan bin Abdullah)

Pada momentum lebaran kaum muslimin hendaknya meningkatkan rasa saling menyayangi, mengasihi dan mencintai pada sesama. Pada hari raya idul fitri kaum muslimin saling bersalam-salaman, saling bermaafan, dan saling menebarkan senyuman. Hal ini hendaknya berterusan untuk mengekalkan kasih sayang antar sesama. Karena kasih sayang adalah bagian dari pokok ajaran islam.

Di dalam islam diajarkan kasih sayang baik kepada manusia, binatang, tumbuhan maupun yang lainnya. Sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits: ''Sesungguhnya Allah menuntut kebaikan itu atas segala sesuatu. Maka jika kamu membunuh, perbaikilah cara pembunuhan itu, dan jika kamu menyembelih, perbaikilah cara penyembelihan! Dan hendaklah masing-masing kamu menajamkan pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya”.

Rasulullah juga diutus untuk membawa kasih sayang diantara manusia baik umat muslim maupun kaum kafir. Disebutkan:

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. (QS. At Taubah:128)

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Rasulullah saw mencium cucunya, Hasan bin Ali ra. Waktu itu al-Aqra’ berkata, ‘Ya Rasulullah, saya punya sepuluh orang anak, dan belum pernah kucium seorang pun’. Rasulullah saw menoleh ke al-Aqra seraya bersabda, ‘Siapa saja yang tidak mau mengasihi maka tidak akan dikasihi”.(HR. Bukhari Muslim) dan masih banyak hadits dalam versi lain yang meyebutkan “Siapa saja yang tidak mau mengasihi maka tidak akan dikasihi”.

Pada khutbah yang kedua beliau menyebutkan tentang keutamaan puasa sunnah enam hari di bulan syawal, dalam hadist: Dari Abu Ayyub Al Anshari, Rosulullah bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Romadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim)

Mengapa puasa Ramadan+puasa eanam seperti puasa setahun? Disebutkan dalam al qur’an:

“Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)”. (Al An’am:160)

Jadi puasa sebulan sama seperti puasa sepuluh bulan. (puasa Ramadan rata-rata 29/30hari kali 10=10 bulan, untuk menggenapkan setahun maka di tambah puasa syawal 6, (6hari kali 10=60 hari/2bulan.

Beliau juga menyebutkan bahwa puasa syawal boleh dilakukan pada permulaan, pertengahan, akhir bulan syawal. Juga tidak diharuskan berturut-turut selama 6 hari, boleh terpisah. Asal tidak pada satu syawal karena pada hari itu haram berpuasa.

Kemudian beliau ada ditanya tentang mengqada’ puasa bagi orang yang sedang berhalangan, haid nifas dll. Apakah mengqada puasa Ramadan dahulu atau puasa syawal, karena dikhawatirkan apabila mengqada’ dahulu akan terlewatkan puasa syawal. Beliau menjelaskan bahwa menurut fuqaha dibolehkan untuk mendahulukan puasa syawal.

Juga beliau ditanya tentang boleh tidaknya menggabungkan puasa syawal dan qada’ puasa Ramadan. Beliau menjelaskan bahwa hal itu tidak dibolehkan karena menggabungkan dua hal yang berbeda dalam satu niat, puasa syawal adalah sunnah hukumnya sedangkan qada’ puasa Ramadan adalah wajib.

0 comments:

Post a Comment

Kepada rekan-rekan yang kami hormati,Silahkan berkomentar dengan baik dan Sopan di form Komentar dibawah ini, karna kita sama-sama tahu kalau setiap panca indra yg kita miliki akan di mintai pertanggung jawaban kelak di akhirat nanti, O ya Klo rekan-rekan sekalian berkenan memberikan Komentar jangan lupa Kasih identitas,at-list Nama Anda, and jangan anonymous melulu!!!! , Terimah kasih sobat...

 

Komentar Terbaru

Ikmalaysia Followers